Sebagai rangkaian kegiatan virtual workshop yang bertajuk “Information Literacy on COVID-19 Pandemic in Indonesia” yang diadakan oleh Women in Engineering-IEEE Indonesia dan Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia (ASWGI), Sabtu 31 Oktober 2020 lalu diadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas implementasi dari kegiatan tersebut. Salah satu peer group sekaligus peneliti dari Pusat Penelitian Kependudukan dan Gender (PPKG) Universitas Sebelas Maret (UNS), Monika Sri Yuliarti, S.Sos., M.Si. berhasil meraih predikat sebagai Best Trainer on Information Literacy dari 34 trainer yang berasal dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutan pembukaannya, Ketua Women in Engineering-IEEE Indonesia, Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.Sc., M.M. menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan perwujudan optimalisasi peran perempuan dalam memberikan edukasi pemanfaatan teknologi untuk pemecahan masalah sosial. Secara spesifik, project ini fokus pada peningkatan literasi informasi terkait COVID-19 yang dilakukan dengan pendekatan pentahelix, seperti yang disampaikan oleh profesor Teknik Komputer dari Universitas Indonesia ini, “program ini kami beri judul Women Against Disruptive Information atau WADI karena memang ini merupakan program yang ingin memberikan ruang seluas-luasnya bagi perempuan untuk berperan dalam kampanye melawan hoaks, utamanya yang terkait dengan COVID-19”. Lebih lanjut, wakil ketua ASWGI, Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, M.S. mengharapkan bahwa kerja sama antara ASWGI dengan WIE-IEEE Indonesia diharapkan tidak hanya berhenti sampai berakhirnya project ini, karena ASWGI sendiri merupakan gabungan dari berbagai bidang, karena gender adalah kajian yang multiperspektif. “Sinergi multidisiplin merupakan kekuatan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, dan ke depan masih banyak langkah-langkah yang bisa kita rencanakan dalam penelitian maupun pengabdian”, ujar ahli gender dari Universitas Brawijaya Malang ini.
Sebelum pelaksanaan FGD, tiga trainer WADI berkesempatan mempresentasikan kegiatan implementasi yang telah dilaksanakan selama bulan Agustus-Oktober 2020, yaitu Susiana, S.Si., M.Si. dari Universitas Negeri Medan, Dr. Diah Rahayu, S.Psi., M.Si. dari Universitas Mulawarman, dan Monika Sri Yuliarti, S.Sos., M.Si. dari Universitas Sebelas Maret. Beberapa bentuk implementasi kegiatan yang dipresentasikan oleh ketiga trainer tersebut antara lain mengadakan webinar, workshop, serta aktif menginformasikan hasil verifikasi informasi yang beredar melalui Whatsapp Group.
Dalam acara inti, FGD, dua moderator memandu dua sesi FGD, yaitu Dr. Nur Afny Catur Andryani dari Tanri Abeng University dan Dr. Karlisa Priandhana dari IPB University. Pada sesi pertama, FGD membahas mengenai pelaksanaan implementasi materi workshop yang dilakukan di komunitas masing-masing trainer, termasuk mengindentifikasi masalah yang dihadapi selama melaksanakan kampanye anti hoaks. Selain itu, di sesi tersebut juga digali secara mendalam alasan masyarakat menyebarkan informasi tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu dan solusi yang bisa dilakukan jika dalam kampanye mendatang kendala tersebut masih dihadapi. Selanjutnya, sesi kedua FGD membahas follow up dari kegiatan ini, dan berdasarkan diskusi yang telah dilakukan, rencana selanjutnya adalah tetap menjalankan sinergi antara WIE-IEEE Indonesia dengan ASWGI dalam bentuk keterlibatan trainer literasi informasi dari tim WIE-Indonesia dalam kegiatan para trainer WADI, pembuatan buku tentang kisah menjadi trainer literasi informasi mencegah hoaks, serta project di masa mendatang yang direncakan akan memanfaatkan kesempatan yang ditawarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia.
Mengakhiri acara, ketua project Information Literacy on COVID-19 Pandemic in Indonesia: Women Against Disruptive Information on COVID-19 Pandemic in Indonesia, Dr. Dewi Liliana dari Politeknik Negeri Jakarta mengumumkan Best Trainer on Information Literacy, yaitu trainer WADI dari PPKG UNS, Monika Sri Yuliarti S.Sos., M.Si., yang juga diberi kepercayaan sebagai penanggung jawab buku publikasi pengalaman implementasi kampanye literasi informasi melawan hoaks COVID-19.
Berikut foto kegiatan