Bersama dengan 33 dosen perempuan dari Asosiasi Pusat Studi Wanita/ Gender dan Anak (ASWGI), Monika Sri Yuliarti, S.Sos., M.Si., anggota peer group sekaligus peneliti dari Pusat Penelitian Kependudukan dan Gender (PPKG) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengikuti virtual workshop yang bertajuk “Information Literacy on COVID-19 Pandemic in Indonesia” pada hari Sabtu dan Minggu, 22-23 Agustus 2020. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Women in Engineering-IEEE Indonesia bekerja sama dengan ASWGI, untuk menjawab tantangan fenomena membanjirnya informasi yang tidak semuanya bisa dipertanggungjawabkan, utamanya di era pandemi COVID-19 melalui media digital, atau yang kerap disebut juga dengan infodemik. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia namun tingkat literasi yang menurut data sangat rendah, kegiatan ini menjadi sangat penting dilakukan di Indonesia, dengan harapan peserta workshop bisa memiliki pengetahuan terkait dengan literasi informasi dan menyebarkannya kepada masyarakat luas agar bijak menggunakan media sosial menjadi gerakan yang masif dan mampu menangkal banyaknya hoax yang beredar .
Dengan mendasarkan pada pendekatan pentahelix, workshop ini menghadirkan narasumber dari unsur praktisi kesehatan, media, pemerintah, serta akademisi. Ketua tim percepatan partisipasi masyarakat penanggulangan COVID-19 PB IDI Ikatan Dokter Indonesia, dr. Andrianto Purnawan, Sp.BS. yang merupakan representasi dari unsur praktisi kesehatan menyampaikan materi tentang sinergi tenaga kesehatan dan masyarakat terkait dengan penyebaran informasi valid COVID-19. Kemudian dari unsur media, Billy Khairuddin, S.Sos., M.Si., (Han), Kepala Desk Investigasi dan Liputan Khusus Harian Kompas, memaparkan insight menarik tentang panduan mengetahui informasi melalui jurnalisme yang baik. Lebih lanjut, dari unsur pemerintah, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Agustina Erni dan Rizki Ameliah, Deputy director for Informatics Empowerement Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo), memaparkan upaya-upaya kedua kementerian tersebut dalam rangka memerangi beredarnya hoaks melalui program-program mereka yang telah berjalan serta pemaparan terkait dengan dasar hukumnya. Terakhir, dari unsur akademisi, Dr. Diana Purwitasari dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memberikan materi tentang etika dan literasi informasi di media internet.
Materi-materi tersebut disampaikan pada hari pertama pelaksanaan virtual workshop, yang juga melibatkan sekitar 100 partisipan dari seluruh Indonesia. Technical skill terkait dengan memerangi hoax di era pandemic COVID-19 disampaikan pada hari kedua yang hanya diikuti oleh peserta workshop saja, dengan pemberian materi yang lebih mendalam, dengan narasumber dari Women in Engineering-IEEE Indonesia, yaitu Dr. Dewi Yanti Liliana, M.Kom dan Dr. Nur Afny C. Andryani serta narasumber dari ASWGI, yaitu Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, MS dan Prof. Dr. Emy Susanti, MA.
Keberlanjutan dari virtual workshop ini adalah disebarkannya pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penggunaan media sosial dengan bijak, sehingga masyarakat tidak lagi dengan mudah mempercaya hoaks kemudian menyebarkannya dengan luas. Lebih lanjut, pada bulan Oktober 2020 mendatang, hasil dari sosialisasi di daerah masing-masing peserta workshop akan didiskusikan dalam Focus Group Discussion.