Fatherless Country

Fatherless country merupakan negara yang masyarakatnya memiliki kecenderungan tidak merasakan keberadaan dan keterlibatan figur ayah dalam kehidupan dan pengasuhan anak, baik secara fisik maupun psikologis. Fatherless tidak hanya dialami oleh anak yatim saja. Selama mereka memiliki figur ayah yang dihadirkan dari kakek atau om, maka figur ‘ayah’ ini bisa tergantikan. Faktor penyebab fenomena fatherless adalah alasan ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satunya adalah adanya budaya patriarki yang masih melekat di masyarakat Indonesia. Budaya patriarki meyakini bahwa laki-laki bertanggung jawab pada urusan nafkah. Sedangkan untuk urusan domestik dan mengurus anak adalah tanggung jawab perempuan.

Anak yang mengalami fatherless akan merasakan dampaknya hingga dewasa, terutama secara psikologis. Beberapa dampak diantaranya rendahnya penghargaan atas diri sendiri atau self-esteem; merasa minder atau tidak percaya diri; merasa takut, cemas, dan tidak bahagia; merasa tidak aman secara fisik dan emosional; memiliki kemampuan akademik yang buruk; memiliki hubungan yang rumit dengan pasangan; masalah perilaku dan gangguan kejiwaan; dan berpotensi melakukan kejahatan atau kenakalan remaja.

Most Recent Posts

  • All Post
  • KEGIATAN
  • KERJASAMA
  • SEMINAR
  • Uncategorized
    •   Back
    • PENDIDIKAN
    • PENELITIAN
    • PENGABDIAN

Category

 © 2023 Pusat Studi Kependudukan dan Gender LPPM UNS