Pada tanggal 20 November 2019, Program Studi Magister Sosiologi FISIP UNS mengadakan Seminar Nasional tentang Buruh Migran dan Gender. dr. ISTAR YULIADI, M.Si., FIAS yang merupakan PeerGroup Pusat Penelitian Kependudukan dan Gender menjadi Narasumber dalam kegiatan tersebut.
Pada seminar tersebut, dr Istar Yuliadi, MSi, FIAS menjelaskan mengenai “SEKSUALITAS pada Migrant Worker“.
Masalah yang dihadapi pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh karena tuntutan pekerjaan, adalah ketidakhadiran pasangan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Hurlock (2000) mengemukakan adanya 3 faktor utama yang harus terpenuhi dalam mewujudkan pernikahan yang bahagia, yaitu a.Penyesuaian pernikahan b.Kebutuhan seksual c.Keuangan
Pasangan yang menjalani pernikahan yang terpisah jarak (LDR) tidak dapat menyalurkan kebutuhan seksualnya kepada pasangan sahnya. Akibatnya muncul alternatif yang digunakan untuk menyalurkan hasrat seksualnya. Yang kemudian Penyaluran hasrat seksual ini bisa melalui aktivitas seksual mandiri (masturbasi) atau penyaluran terhadap objek seksual lain yang bisa berupa benda atau orang lain selain pasangan sahnya atau lebih dikenal dengan perselingkuhan
Selingkuh yang dilakukan oleh pasangan yang berbeda tempat ini hanya bertujuan untuk menyalurkan kebutuhan seksualnya saja karena pada kasus perselingkuhan biasanya tidak terdapat unsur komitmen seperti yang dibangun pada perkawinan.
Permasalahan selingkuh yang terjadi ini dapat memicu permasalahan psikologis yaitu terganggunya kepercayaan pada pasangan. Hal ini dapat berdampak pada rasa cemas dan stres pada pasangan yang ditinggalkan Guna mengatasi permasalahan ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan pasangan adalah dengan melakukan komunikasi melalui teknologi yang berupa pesan elektronik, telepon suara, dan bahkan video call atau skype.